Penjelasan Ilmiah 'Serangan' Cacing di Yogya


Menurut peneliti LIPI fenomena itu tidak terkait gempa bumi. Tapi masyarakat diminta tetap selalu waspada mengingat daerah itu memang rawan gempa.
-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) angkat bicara soal fenomena kemunculan cacing ke permukaan tanah yang meresahkan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menurut Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Haryadi Permana, fenomena ini tak terkait gempa. Namun, berkaitan dengan kondisi cuaca ekstrem yang beberapa waktu terakhir terjadi di dunia.
Ia menjelaskan hewan memang lebih sensitif dan lebih sulit beradaptasi menghadapi perubahan cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini.
"Suhu yang dapat melampaui angka 35 derajat celsius dan dengan cepat turun saat terjadi hujan lebat, bisa mempengaruhi kondisi hewan-hewan di bawah tanah," kata Haryadi di laman Lipi.go.id, Kamis 4 Juni 2016.

Ia menegaskan belum ada teknologi yang mampu secara pasti memperkirakan kapan dan di mana akan terjadi gempa. Meski begitu, terkait fenomena kemunculan cacing di DIY, masyarakat dihimbau tidak perlu panik namun tetap selalu waspada mengingat daerah itu memang rawan gempa.
Kemarin, warga Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) khususnya Bantul dihebohkan beredarnya kabar munculnya cacing tanah ke permukaan. Hal itu tersebar melalui pesan berantai yang diterima melalui ponsel.

"Buat teman-teman yang di Jogya ada nggak yang tinggal di dekat Bantul, ini ada info dari teman ku yg anggota Basarnas: buat jaga-jaga: Dari Bantul merata, wilayah Berbah, Prambanan sampai Solo, ada fenomena aneh, banyak cacing keluar dari tanah dalam keadaan lemas, temanku sih sarankan siap emergency, karena dulu saat gempa terjadi seminggu setelah fenomena cacing ini juga, analisa awal, terjadi peningkatan aktivitas tektonik di jalur Subduction kidul kono, akibat terjadi pelepasan energi ke permukaan tanah, fenomena ini pernah terjadi pada tahun 2006 sebelum gempa besar di DIY khususnya Bantul sekitarnya," demikian bunyi pesan berantai tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar